Otitis Media Akut

a.      Definisi
Otitis media adalah infeksi atau inflamasi / peradangan di telinga tengah.Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:
Ø  Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar.
Ø  Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke bagian belakang hidung.
Ø  Sebagai sawar kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga tengah
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.

b.      Etiologi
-    Disfungsi tuba eustachi
-    Bakteri piogenik juga adalah penyebabnya, dan yang tersering yaitu Streptococcus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus. Kadang-kadang bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Hemofilus influenza merupakan bakteri yang paling sering ditemukan pada pasien.


Faktor resioko
-          Infeksi saluran pernapasan atas
-          Gangguan pertahanan tubuh
-          Usia (bayi lebih mudah terjangkit)
-          Paparan udara yang mengiritasi
-          Sindrom down
-          Anak laki-laki lebih mungkin dibandingkan anak perempuan untuk mengembangkan otitis media dengan efusi.
-          Orang tua yang merokok dianggap berhubungan dengan peningkatan kedua otitis media kronis dan akut.

Faktor pencetus terjadinya otitis media supuratif akut (OMA), yaitu :
Infeksi saluran napas atas. Otitis media supuratif akut (OMA) dapat didahului oleh infeksi saluran napas atas yang terjadi terutama pada pasien anak-anak.
Gangguan faktor pertahanan tubuh. Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba Eustachius, enzim, dan antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. Tersumbatnya tuba Eustachius merupakan pencetus utama terjadinya otitis media supuratif akut (OMA).
Usia pasien. Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (OMA) karena letak tuba Eustachius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.
Stadium Otitis Media Supuratif Akut (OMA)

c.       Manefestasi Klinis
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien. Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :
1. Stadium oklusi tuba Eustachius
Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.
2. Stadium hiperemis (presupurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruhmembran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.
3. Stadium supurasi
Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia, tromboflebitis dan nekrosis mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan kekuningan pada membran timpani. Di tempat ini akan terjadi
ruptur.
4. Stadium perforasi
Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi, dapat terjad ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar. Pasie yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.
5. Stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali.Bila terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan. Otitis media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung lebih 1,5 atau 2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa otitis medi serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa perforasi. Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya.
Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh yang tinggi (> 39,5 derajat celsius), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare, kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran tinmpani, suhu tubuh akan turun dan anak tertidur.
Secara umum gejala klinis yang timbul antara lain:
-          Nyeri
-          Demam
-          Timbul nanah
-          Kehilangan pendengaran
-          Tinittus (berdengung)
-          Membran merah dan menggelembung

d.      Epidemiologi
-          Usia puncak kejadian adalah 6 bulan sampai 15 bulan dan itu jarang terlihat di atas 5 tahun.
-          Otitis media terjadi lebih pada musim dingin dari bulan-bulan musim panas karena biasanya berhubungan dengan flu.
-          Hal ini dapat terjadi pada orang dewasa tapi ini paling tidak biasa.

e.       Klasifikasi
Perubahan mukosa telinga sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium : (1)stadium oklusi tuba Eustachius, (2) stadium hiperemis, (3) stadium supurasi, (4)stadium perforasi dan (5)stadium resolusi. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati melalui liang telinga luar.
1.    Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklus tuba Eustachius ialah adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat.efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.
2.    Stadium Hiperemis
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
3.    Stadium Supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan menbran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagi daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
4.    Stadium Perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotik atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi rupture mebran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar. Anak yang tadinya gelisah, sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Stadium ini disebut dengan otitis media akut stadium perforasi.
5.    Stadium Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlaan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walau tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat meninggalkan gejala sisa (sequele) berupa Otitis Media Serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi.

f.       Pemeriksaan diagnostik
1.      Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan      tidak tembus cahaya dengan kerusakan mogilitas.
2.      Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui organisme penyebab.
3.      Pembuatan audiogram dan X- foto mastoid

g.      Komplikasi
-          Perforasi gendang telinga
-          Otitis media kronis
-          Labyringitis
-          Meningitis
-          Sepsis intrakranial
-          Abses superiosterial
-          Abses otak
-          Choleasteatoma
-          Kejang-kejang

h.      Penatalaksanaan medis
Hasil penatalaksanaan otitis media bergantung pada efektifitas terapi, virulensi bakteri, dan status fisik klien. Antibiotik dapat digunakan untuk otitis media akut. Pilihan pertama adalah amoksilin, pilihan kedua digunakan bila diperkirakan organismenya resisten terhadap amoksilin. Pada klien yang alergi penisilin, dapat diberikan eritronmisin dan sulfonamide atau trimetroprim. Untuk otitis media serosa (otitis media dengan efusi) terapi yang umum dilakukan adalah menunggu. Keadaan ini umumnya sembuh sendiri dalam 2 bulan. Untuk otitis media serosa yang persisten dianjurkan untuk melakukan miringotomi. Miringotomi adalah prosedur bedah dengan memasukkan selang penyeimbang tekanan kedalam membrane timpani. Hal ini memungkinkan ventilasi dari telinga tengah, mengurangi tekanan negatif dengan memungkinkan drainase cairan. Selang itu umumnya lepas sendiri setelah 6 sampai 12 bulan.

i.  Rencana Asuhan Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga tengah
Intervensi:
a.    Beri posisi nyaman
rasinonal: dengan posisi nyaman dapat mengurangi nyeri.
b.    Kompres panas di telinga bagian luar
rasional: menghangatkan dapat melebarkan pembuluh darah, meningkatkan reabsorbsi dari cairan dan mengurangi bengkak. 
c.    Kompres dingin
rasional: untuk mengurangi tekanan telinga (edema)
d.  Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik
rasional: dapat mengurangi nyeri



b. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan penurunan ketajaman pendengaran
        Intervensi
a.    Memandang klien ketika sedang berbicara
   rasional: agar klien merasa bahwa dirinya  berbicara ada yang memperhatikannya
b.     Berbicara jelas dan tegas pada klien tanpa perlu berteriak
rasional: agar memudahkan klien untuk mengerti apa yang dibicarakan
c.     Memberikan pencahayaan yang memadai bila klien bergantung pada gerab bibir
rasional: klien dapat melihat dengan jelas apa yang kita bicarakan
d.    Menggunakan tanda – tanda nonverbal ( mis. Ekspresi wajah, menunjuk, atau gerakan tubuh ) dan bentuk komunikasi lainnya.
rasional: untuk memperjelas bila klien tidak mengerti apa yang kita bicarakan
e.     Instruksikan kepada keluarga atau orang terdekat klien tentang bagaimana teknik komunikasi yang efektif sehingga mereka dapat saling berinteraksi dengan klien
rasional: agar keluarga bisa berkomunikasi dengan baik bila klien sudah beradaa d rumah/di luar
  f.   Bila klien menginginkan mendengar dapat digunakan alat bantu pendengaran.
  rasional: untuk membantu pendengaran klien


Daftar pustaka
Smelter, Suzanne C., 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8.Jakarta.EGC.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta. EGC










0 comments:

Post a Comment